
BRMP Bali Dampingi Komisi IV DPR-RI Tinjau Kakao Tabanan
Tabanan, 18 Juli 2025 – Kepala Balai Penerapan Modernisasi Pertanian (BRMP) Bali, Dr. drh. I Made Rai Yasa, MP turut mendampingi kunjungan kerja Komisi IV DPR-RI ke Provinsi Bali. Kunjungan yang berlangsung di kebun kakao Cau Chocolates, Dusun Cau, Desa Tua, Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan ini dihadiri oleh 16 anggota Komisi IV yang dipimpin langsung oleh Ketua Komisi IV DPR-RI, Ibu Siti Hadiati Soeharto, SE.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut antara lain Wakil Bupati Tabanan, Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, Kepala Badan Karantina Indonesia, Danrem 163/Wirasatya, Kepala BBPP Ketindan, Direktur Utama PT Pupuk Indonesia, Kepala Dinas Pertanian Provinsi Bali dan Kabupaten Tabanan, jajaran TNI-Polri, penyuluh pertanian, gapoktan, serta para petani milenial Kabupaten Tabanan.
Kunjungan ini diawali dengan peninjauan langsung kebun kakao serta proses pascapanen dan pengolahan biji kakao di Cau Chocolates, sebuah produsen cokelat yang telah menembus pasar ekspor. Acara kemudian dilanjutkan dengan dialog terbuka antara anggota dewan dan para petani kakao yang membahas peningkatan produksi dan nilai tambah kakao lokal agar mampu bersaing di pasar global.
Dalam dialog, Ketua Komisi IV DPR-RI Siti Hadiati Soeharto menyampaikan beberapa isu krusial yang menjadi perhatian dewan, di antaranya rendahnya partisipasi petani muda dalam komoditas kakao, keterbatasan akses terhadap bibit unggul dan pupuk, belum optimalnya manajemen pascapanen, serta lemahnya jejaring pemasaran. “Bali sebenarnya punya potensi besar dalam produksi dan industri olahan kakao. Tapi di lapangan, masih banyak tantangan. Kami akan perjuangkan agar lahir regulasi yang bisa memperkuat hulu hingga hilir kakao nasional, termasuk kemungkinan penyusunan undang-undang khusus terkait produksi dan pascapanen kakao,” tegas Siti.
Ia juga menambahkan pentingnya program bimbingan teknis dan penyediaan bibit unggul oleh pemerintah agar mampu menarik minat generasi muda untuk kembali ke sektor perkebunan. “Prospek kakao sangat menjanjikan. Jika dikelola dengan baik, bisa jadi sumber penghasilan yang kompetitif dibanding sektor lain,” lanjutnya.
CEO Cau Chocolates, Kadek Surya Prasetya Wiguna, dalam dialog tersebut menyoroti lambatnya regenerasi petani di Bali dan sulitnya akses bibit unggul. “Anak-anak muda kita banyak yang memilih sektor pariwisata karena hasilnya lebih cepat. Kami berharap pemerintah hadir dalam penyediaan bibit unggul yang berkualitas,” ujarnya.
Kunjungan kerja ini menjadi momentum penting untuk mendorong kolaborasi lintas sektor dalam memajukan komoditas kakao nasional, khususnya di Bali sebagai daerah yang memiliki potensi besar namun masih memerlukan dukungan berkelanjutan.(Eko)